Kantong semar atau dalam bahasa
latinnya Nepenthes sp (dalam bahasa Inggris disebut
Tropical pitcher plant) adalah Genus tanaman yang termasuk
dalam famili monotipik. Tanaman yang terdiri atas sedikitnya
103 spesies ini mempunyai keunikan karena hampir seluruhnya merupakan
tanaman karnivora, pemakan daging. Selain karnivora juga memiliki
keunikan pada bentuk, ukuran, dan corak warna kantongnya. Karenanya
tidak sedikit orang yang memeliharanya. Namun keberadaan Kantong
semar (Nepenthes) di habitat aslinya justru terancam kepunahan.
Bahkan juni 2009 silam, LIPI mengumumkan beberapa spesies Kantong
semar (untuk menghindari perburuan, nama spesiesnya dirahasiakan)
sebagai tanaman paling langka di Indonesia.
Kantung Semar tumbuh tersebar mulai dari Australian
bagian utara, Asia Tenggara, hingga Cina bagian selatan. Selain itu
Nepenthes sp juga terdapat di Madagaskar, Kaledonia Baru,
India dan Sri Lanka. Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki
ragam spesies terbanyak. Sedikitnya terdapat 64 spesies Kantong semar
di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 32 jenis terdapat di Borneo
(Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam), 29 spesies terdapat di
Pulau Sumatera, 10 jenis di Pulau Sulawesi, 9 jenis di Papua, 4 jenis
di Maluku dan 2 jenis di Jawa.
Di Indonesia, sebutan Kantong
semar berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Beberapa nama
daerah untuk Kantong semar antara lain (mohon teman-teman dari daerah lain
bisa menambahkan):
Periuk monyet (Riau)
Kantong beruk (Jambi)
Ketakung (Bangka)
Sorok Raja Mantri (Jawa Barat)
Ketupat Napu (Dayak Katingan)
Telep Ujung (Dayak Bakumpai)
Selo Bengongong (Dayak Tunjung)
Habitat dan Ciri Fisik Kantong Semar
Tumbuhan ini mampu hidup di hutan hujan tropik
dataran rendah, pegunungan, hutan gambut, hutan meranggas, gunung
kapur hingga padang savana. Tumbuhan sebagian besar hidup secara
empifit, yaitu menempel pada batang atau dahan pohon lain
dengan panjang batang mencapai hingga 20 meter. Sementara Kantong
semar yang hidup di daerah savana umumnya hidup terestrial,
tumbuh tegak dengan panjang batang kurang dari 2 meter.
Pada umumnya, tumbuhan karnivora ini memiliki sulur
pada ujung daunnya. Sulur ini dapat termodofikasi membentuk kantong
yaitu alat perangkap yang digunakan untuk menangkap memangsanya
seperti serangga dan kodok. Kantong ini sendiri secara keseluruhan
terdiri atas lima bentuk, yaitu tempayan, oval, silinder, corong dang
pinggang.
Tumbuhan karnivora ini termasuk jenis flora berumah
dua. Artinya, tiap tanaman hanya memiliki satu jenis kelamin bunga.
Jadi untuk bisa menghasilkan keturunan, si Karnivora ini musti
melakukan perkawinan silang. Hal itulah yang menyebabkan banyak
terdapat species Nepenthes yang terlahir dari hasil
persilangan alami. Kantong semar juga dapat berkembang biak secara
vegetatif dengan menggunakan tunas.
Kantong Semar yang Karnivora
Sewaktu daun masih muda, Kantong pemangsa pada
Nepenthes tertutup. Lantas, membuka ketika sudah dewasa.
Namun bukan berarti kantung flora karnivora ini menutup sewaktu masih
muda saja. Ia menutup diri ketika sedang mengganyang mangsa.
Tujuannya supaya proses pencernaan berjalan lancar dan tidak diganggu
kawanan musuh yang siap merebut makanan yang sudah ia peroleh.
Bibir lubang kantung dilengkapi dengan alat penipu.
Organ itu berwarna merah serta mampu menebarkan aroma manis. Warna
bibir Kantong Semar yang merona serta beraroma manis itu akan memikat
dan membuat lengah calon mangsa. Binatang yang terpikat akan
tergelincir masuk ke dalam kantung antara yang licin. Cairan asam
(enzim proteolase) yang berada dalam kantung tengah lalu
mencerna tubuh mangsa itu. Tubuh mangsa naas itu kemudian diolah
menjadi garam Posphat dan nitrat yang kemudian diserap oleh kantong
Semar.
Tidak semua jenis Kantong Semar memiliki
mangsa favorit yang sama. Semut adalah menu kesukaan bagi Nepenthes
mirabilis namun ada juga yang menyukai rayap seperti N.
albomarginata. Ada pula species katung semar yang “vegetarian”
alias tak suka menyantap daging tetapi melalap guguran dedaunan dari
tumbuhan yang berada di atasnya (Nepenthes ampullaria).
Bahkan ada Kantung Semar yang menyukai kotoran burung (Nepenthes
lowii).
Kantong Semar yang Semakin Langka
Kantong Semar termasuk tumbuhan yang langka dan
beberapa jenis (non hibrida) mendekati kepunahan. Dari 386 jenis
fauna Indonesia yang terdaftar dalam kategori “terancam punah”
oleh IUCN, beberapa spesies Kantong semar berada di dalamnya. Bahkan
LIPI mengumumkan beberapa spesies Kantong semar (untuk menghindari
perburuan, nama spesiesnya dirahasiakan) sebagai tanaman paling
langka di Indonesia.
Karenanya tanaman ini dilindungi berdasarkan
Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hayati
dan Ekosistemnya. Juga peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999
tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Covention of
International Trade in Endangered Species (CITES)
mengategorikannya dalam Appendix-1 (2 spesies) dan Appendix-2.
Kelangkaan Kantong Semar (Nepenthes) antara
lain disebabkan oleh pembukaan hutan, kebakaran hutan, dan
eksploitasi untuk kepentingan bisnis. Yang terkadang membuat saya
miris, konon, lantaran kekurangpahaman tidak sedikit masyarakat yang
mengeksploitasi Kantong Semar untuk kepentingan bisnis dengan
mengambilnya di alam bebas kemudian menjualnya dengan harga mulai
dari 25 ribu rupiah. Sebuah harga yang sangat tidak sebanding dengan
kelangkaan flora ini.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan:
Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas:
Magnoliopsida; Ordo: Caryophyllales; Famili:
Nepenthaceae; Genus: Nepenthes; Spesies (antara
lain) Nepenthes edwardsiana, N. mirabilis, N. albomarginata, N.
ampullaria, N. lowii, N. burbidgeae, N. Lowii, N. Rajah, N. Villosa,
N.Fusca, N.Sanguinea, N. alata, N. egmae, N. khasiana, N. mirabilis,
N. ventricosa, N. ampullaria, N. bicalcarata, N. gracilis dan N.
Maxima dan lain-lain.
Referensi: www.antaranews.com dan www.dephut.go.id
Comments
Post a Comment
Thank you!