Skip to main content

Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011


Hari Lingkungan Hidup yang setiap tahunnya jatuh pada tanggal 5 Juni kemarin, untuk tahun ini mungkin terasa lebih spesial. Sebagaimana yang ditetapkan telah oleh United Nations Environment Programme (UNEP),  untuk tahun 2011 ini, Hari Lingkungan Hidup Sedunia mengangkat tema “Forests: Nature At Your Service”.



Pemilihan tema ini disesuaikan dengan tahun 2011 yang dideklarasikan PBB sebagai Tahun Hutan Internasional (International Year Of Forest). Untuk Peringatan Internasional akan dipusatkan di New Delhi, India.

Tahun ini bisa dikatakan spesial, karena sebelum perayaan tepatnya tanggal 11 Mei 2011, Indonesia bersama tujuh negara lainnya yaitu Guatemala, India, Jepang, Norwegia, Afrika Selatan, Swiss dan Tunisia menandatangani Protokol Nagoya di Markas Besar PBB, New York. Penandatanganan dilakukan pada Ministerial Segment – Commission On Sustainable Development sesi ke-19 (CSD-19) yang bertempat di General Assembly Hall, Markas PBB, New York.

Karena dengan penandatanganan protokol tersebut, akan menjadi tonggak sejarah pemanfaatan konvensi keanekaragaman hayati.  Protokol Nagoya akan menjadi instrumen penting yang dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya genetik dan menghentikan praktik biopiracy (pemanfaatah sumber daya genetik), khususnya bagi Indonesia yang merupakan negara megabiodiversity kedua di dunia.

Dengan hasil itu tentunya akan berdampak pada kebijakan di Negara kita, salah satunya dengan dirancangnya Undang-undang Pengelolaan Sumber Daya Genetik (RUU PSDG) yang bertujuan sebagai legislasi nasional dalam pemanfaatan SDG untuk kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat yang memiliki kearifan atau pengetahuan tradisional dalam pengolahan sumber daya genetik.

Untuk peringatan Hari Lingkungan Hidup sendiri yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup antara lain adanya  Pekan Lingkungan Indonesia yang diselenggarakan ke-15 kalinya akan dilaksanakan dengan rangkaian acara antara lain Pameran Lingkungan, Sejuta Pohon Sejuta Sepeda, Green Music Festival, Eco Driving Rally, Eco Creative, Launching Program, Seminar, Workshop, Aneka Lomba, dan acara lainnya dengan melibatkan seluruh Stakeholder.

Tapi sebenarnya bagaimana sejarah Hari Lingkungan Hidup Sedunia?
Hari Lingkungan Hidup Sedunia  pertama kali dicetuskan  tahun 1972.  Hal ini merupakan rangkaian kegiatan lingkungan 2 tahun sebelumnya, ketika seorang senator Amerika Serikat Gaylord Nelson mengamati betapa kotor dan tercemarnya bumi ini oleh ulah dan kegiatan manusia, maka ia mengambil prakarsa bersama dengan LSM untuk mencurahkan satu hari untuk usaha penyelamatan Bumi dari kerusakan.

Pada tanggal 22 April 1970 Gaylord Nelson memproklamasikan Hari Bumi (Earth Day), sehingga tanggal 22 April diperingati sebagai Hari Bumi atau Earth Day.

Konferensi PBB mengenai Lingkungan hidup yang diselenggarakan pada tanggal 5 Juni 1972 di Stockholm dan tanggal konferensi tersebut ditetapkan sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Negara Indonesia  ikut terlibat dalam konferensi tersebut dengan hadirnya Prof. Emil Salim yang pada waktu itu menjabat sebagai Kepala Bappenas.

Comments

Popular posts from this blog

Percobaan Ingenhousz - Fotosintesis

Tujuan :   Untuk membuktikan adanya gas oksigen sebagai hasil proses fotosintesis.   Untuk mengetahui pengaruh suhu, intensitas cahaya, dan NaHCO 3 terhadap kecepatan proses fotosintesis.

Working Abroad as a Research Scientist Intern in Kumamoto - Japan

Have you ever thought, while you are still in high school, about working as a research scientist intern abroad and traveling at the same time?

Aeroponics

W hy Aer oponics? Aeroponics is a growing method where the plant roots are suspended in the air with a fine mist of nutrient solution applied either continually or intermittently over the root surface. While we tend to think of aeroponics as a recent development in the hydroponics field, it has actually been in use since the 1940’s, although largely as a research tool rather than as an economically feasible method of crop production. In the last decade however there has been the development of a number of aeroponics systems both for use commercially and as small ’hobbyist’ systems. The reasons for the interest in aeroponic technology stem from the fact that using traditional hydroponics systems (media, NFT and flood and drain), has often made controlling conditions in the root zone difficult, particularly where growers are battling a tropical climate. And for this reason much of the large scale commercial development of aeroponics has occurred in countries such as Singapore where tempe...